Detiktv

Honor Rp 15 Juta Per Bulan Bikin Orang Lebih Sehat-Pintar

 

Jakarta – Apa jadinya jika setiap orang dijamin menerima honor sebesar Rp15 juta per bulan, terlepas dari pekerjaan atau latar belakang mereka? Pertanyaan ini mungkin terdengar utopis, tapi sejumlah penelitian dan eksperimen sosial menunjukkan bahwa pemberian penghasilan dasar universal atau Universal Basic Income (UBI) dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan dan kecerdasan masyarakat.

Baru-baru ini, diskusi tentang honor bulanan tanpa syarat kembali ramai di media sosial setelah sebuah simulasi kebijakan menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan: masyarakat yang menerima uang tunai rutin tanpa syarat cenderung menjadi lebih sehat secara mental dan fisik, serta memiliki peningkatan kemampuan kognitif.

Simulasi dan Hasil yang Menggugah

Studi terbaru dari sebuah tim peneliti internasional mengamati efek dari UBI dalam berbagai kelompok masyarakat, termasuk di negara-negara berkembang. Salah satu eksperimen dilakukan di Kenya, di mana warga diberikan uang tunai bulanan tanpa syarat selama dua tahun. Hasilnya, warga mengalami penurunan stres, peningkatan kualitas tidur, dan mulai berinvestasi pada pendidikan dan usaha kecil.

bACA  : Tak Sekadar Berisik, Ini Arti Desahan Perempuan Dikala Bercinta

Di negara maju seperti Finlandia, percobaan serupa juga pernah dilakukan pada 2017–2018 terhadap 2.000 pengangguran. Mereka menerima sekitar 560 Euro (sekitar Rp9 juta) per bulan tanpa kewajiban mencari kerja. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa penerima merasa lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih percaya diri, dibandingkan kelompok kontrol yang tidak menerima bantuan tunai.

Lalu, bagaimana jika diterapkan di Indonesia dengan nominal Rp15 juta per bulan?

Efek Langsung terhadap Kesehatan

Uang Rp15 juta per bulan bagi masyarakat Indonesia tergolong cukup besar, terutama bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan atau pekerja informal. Dengan adanya penghasilan tetap, seseorang tidak perlu lagi bekerja lembur berlebihan atau menghadapi tekanan finansial setiap hari.

“Ketika tekanan ekonomi berkurang, hormon kortisol juga ikut turun. Ini berarti tingkat stres menurun dan risiko penyakit seperti hipertensi, gangguan jantung, dan depresi juga ikut menurun,” jelas dr. Aulia Rahman, seorang psikiater dari Jakarta.

Kondisi finansial yang stabil juga memungkinkan masyarakat untuk membeli makanan bergizi, mengakses layanan kesehatan lebih cepat, dan memiliki waktu untuk berolahraga atau beristirahat dengan cukup. Semua ini merupakan pilar dari gaya hidup sehat.

Kecerdasan dan Investasi Pendidikan

Tak hanya kesehatan, kecerdasan juga bisa meningkat seiring dengan meningkatnya kondisi ekonomi. Anak-anak dari keluarga penerima UBI di berbagai penelitian menunjukkan peningkatan skor akademik dan fokus belajar.

Di Indonesia, Rp15 juta per bulan bisa digunakan untuk membayar biaya pendidikan formal dan informal. Orang dewasa juga bisa mengambil kursus daring, pelatihan keterampilan, atau bahkan membangun usaha kecil-kecilan tanpa takut kehabisan uang di akhir bulan.

Menurut ekonom Universitas Gadjah Mada, Prof. Dimas Nugraha, “Pemberian honor tetap seperti ini dapat mendorong terciptanya masyarakat pembelajar (learning society). Orang tidak lagi bekerja hanya untuk bertahan hidup, tapi juga punya kesempatan untuk berkembang secara intelektual.”

Risiko dan Tantangan

Meski terdengar ideal, implementasi honor Rp15 juta per bulan tentu memunculkan tantangan besar. Dari sisi anggaran negara, dana yang dibutuhkan sangat besar. Jika diberikan kepada 100 juta penduduk usia produktif, maka total dana mencapai Rp1.500 triliun per bulan atau Rp18 ribu triliun per tahun—angka yang fantastis dibandingkan APBN Indonesia saat ini.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa sebagian orang akan berhenti bekerja atau justru menyalahgunakan dana tersebut untuk hal-hal konsumtif.

Namun, para pendukung UBI menyatakan bahwa insentif ekonomi ini bukan berarti membuat orang malas. Sebaliknya, dengan rasa aman finansial, orang justru lebih bebas untuk memilih pekerjaan yang sesuai passion, lebih inovatif, dan lebih produktif.

Apakah Ini Bisa Jadi Masa Depan?

Beberapa daerah di dunia mulai menjajaki kebijakan sejenis dengan skala kecil, seperti program bantuan langsung tunai (BLT) atau subsidi upah. Di Indonesia sendiri, kebijakan semacam Kartu Prakerja atau bansos tunai menjadi langkah awal menuju pemahaman bahwa jaminan pendapatan tetap bisa menjadi instrumen sosial yang efektif.

Jika pemerintah mampu merancang skema pajak progresif, efisiensi anggaran, dan redistribusi kekayaan secara adil, bukan tidak mungkin honor Rp15 juta per bulan menjadi bagian dari mimpi besar keadilan sosial.


Gambar Pendukung:

  •  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *