Waka Mpr Nilai Fenomena ‘Kabur Aja Lalu’ Selaku Otokritik Buat Pemerintah

Jakarta –
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menganggap fenomena ‘Kabur Aja Dulu’ mesti diterima selaku otokritik untuk pemerintah. Fenomena tersebut bisa dimanfaatkan bagi mendasari perbaikan sejumlah kebijakan dalam proses pembangunan nasional.
Hal itu diungkapkan olehnya di ketika membuka diskusi daring bernuansa Fenomena ‘Kabur Aja Dulu’ dan Empiris Generasi Muda Indonesia yg digelar Lembaga Diskusi Denpasar 12, hari ini.
“Berbagai sudut pandang penduduk terkait fenomena Kabur Aja Dulu mesti disikapi dengan tindakan positif demi merealisasikan kebijakan yg lebih baik,” kata Lestari dalam informasi, Rabu (19/2/2025).
Baca juga: Respons #KaburAjaDulu, Ketua MPR Yakin Patriotisme WNI di Luar Negeri Tinggi |
Menurut Lestari, fenomena tersebut unik. Karena mampu dilihat secara sosial atau ialah wake up call buat pemangku kepentingan bagaimana generasi muda menanggapi tatanan bernegara yang ada.
“Kenyataan ‘Kabur Aja Dulu’ dapat didorong oleh sulitnya penduduk mengakses lapangan pekerjan alasannya landscape pekerjaan yang telah berubah,” tuturnya.
Dia mengatakan meski belum ada data nyata terkait penyebab kenaikan migrasi ke luar negeri, kewaspadaan perlu dikedepankan dalam menanggapi pengaruh tagar Kabur Aja Dulu.
“Di tengah merebaknya tagar Kabur Aja Dulu di sekarang ini masih percaya generasi muda Indonesia bisa menjadi garda terdepan bagi merealisasikan Indonesia yang adil dan sejahtera di masa depan,” tutupnya.
Baca juga: Waka MPR Sebut Pentingnya Kolaborasi bagi Wujudkan SDGs, HAM, & Demokrasi |
Simak juga Video Kementerian P2MI soal ‘Kabur Aja Dulu’: Kegelisahan Anak Muda
lestari moerdijatmprkabur aja laluHoegeng Awards 2025Baca dongeng inspiratif calon polisi pola di siniSelengkapnya