Video: Ancaman Terlalu Gemuk Di Saat Hamil

 

Jаkаrtа – Benar nggak sih bila sedang hаmіl mesti makan untuk dua orang? Padahal terlalu gemuk di ketika hamil dapat menimbulkan risiko kesehatan loh untuk ibu dan bayinya.

Kehamilan adalah momen yang penuh harapan dan kebahagiaan bagi setiap calon ibu. Namun, menjaga kesehatan selama kehamilan bukan hanya soal makan yang cukup dan istirahat yang banyak, tetapi juga menjaga berat badan agar tetap ideal. Terlalu gemuk atau mengalami obesitas saat hamil bisa membawa sejumlah risiko serius, baik bagi ibu maupun janin yang dikandung.

Baca  : Jantung Kolaps Usai Minum Energy Drink? Mungkin Ini Pemicunya

Apa Itu Obesitas Saat Hamil?

Obesitas dalam kehamilan didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 kg/m² sebelum atau saat awal kehamilan. Kenaikan berat badan selama hamil memang wajar, tetapi pada beberapa kasus, berat badan yang meningkat secara berlebihan bisa memicu berbagai komplikasi medis.

Menurut data dari WHO dan beberapa studi kesehatan perinatal, sekitar 1 dari 5 ibu hamil mengalami obesitas. Angka ini terus meningkat seiring dengan pola hidup yang makin tidak sehat, konsumsi makanan tinggi lemak dan gula, serta kurangnya aktivitas fisik.

Ancaman bagi Ibu: Dari Diabetes Hingga Preeklampsia

Kelebihan berat badan saat hamil bukan hanya membuat tubuh terasa berat dan cepat lelah, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan serius, seperti:

1. Diabetes Gestasional

Obesitas adalah faktor risiko utama terjadinya diabetes gestasional. Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah ibu meningkat drastis selama kehamilan, meskipun sebelumnya tidak menderita diabetes. Jika tidak terkontrol, diabetes ini bisa menyebabkan komplikasi pada persalinan dan memengaruhi bayi setelah lahir.

2. Preeklampsia

Ini adalah kondisi tekanan darah tinggi yang bisa sangat berbahaya bagi ibu dan janin. Obesitas meningkatkan risiko preeklampsia hingga dua kali lipat. Gejalanya antara lain tekanan darah tinggi, pembengkakan, dan kadar protein tinggi dalam urine. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kejang (eklamsia), kerusakan organ, atau bahkan kematian.

3. Persalinan Prematur dan Operasi Caesar

Berat badan berlebih dapat membuat proses persalinan menjadi lebih rumit. Banyak ibu hamil dengan obesitas akhirnya harus melahirkan lewat operasi caesar karena tubuh tidak mampu menjalani proses persalinan normal dengan optimal. Risiko infeksi dan pemulihan pasca-operasi juga lebih tinggi.

Ancaman bagi Janin: Obesitas Bayi Hingga Cacat Lahir

Tak hanya ibu yang terkena dampaknya, obesitas saat hamil juga berdampak pada tumbuh kembang janin:

1. Bayi Lahir Besar (Makrosomia)

Bayi dari ibu dengan obesitas cenderung lahir dengan berat lebih dari 4 kg. Ini bisa menyebabkan kesulitan saat persalinan, termasuk cedera bahu bayi saat lahir dan risiko perdarahan pada ibu.

2. Risiko Cacat Lahir

Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan saat hamil meningkatkan kemungkinan bayi mengalami cacat tabung saraf (seperti spina bifida), serta masalah jantung dan sistem pencernaan.

3. Obesitas Anak di Masa Depan

Ada pula studi yang menunjukkan bahwa bayi dari ibu obesitas memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami obesitas saat dewasa. Artinya, pola ini bisa menjadi siklus turun-temurun yang membahayakan generasi berikutnya.

Tips Menjaga Berat Badan Ideal Saat Hamil

Mengontrol berat badan saat hamil bukan berarti harus diet ketat. Justru, ibu hamil tetap perlu asupan gizi yang cukup untuk perkembangan janin. Berikut beberapa tips sehat yang bisa dilakukan:

• Rutin cek ke dokter kandungan untuk memantau berat badan dan kesehatan janin.

• Makan dengan porsi kecil tapi sering, dan hindari makanan tinggi gula serta lemak jenuh.

• Konsumsi makanan bergizi seimbang: sayur, buah, protein tanpa lemak, dan biji-bijian.

• Bergerak aktif setiap hari, seperti jalan kaki ringan, senam ibu hamil, atau yoga prenatal.

• Cukupi kebutuhan air putih dan istirahat yang cukup.